Sejarah Terbentuknya Partai Nazi

hitller

Sejarah terbentuknya Partai Nazi, atau Partai Nasionalis Sosialis Pekerja Jerman (NSDAP), berkaitan erat dengan kondisi politik, ekonomi, dan sosial Jerman setelah Perang Dunia I.

Berikut adalah garis besar perkembangan yang mengarah pada terbentuknya Nazi dan naiknya Adolf Hitler ke kekuasaan:

Latar Belakang

1. Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I (1914-1918)

  • Kekalahan dan Perjanjian Versailles (1919): Kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I dan Perjanjian Versailles yang memberatkan menimbulkan rasa frustrasi dan penghinaan di kalangan rakyat Jerman. Perjanjian ini memaksa Jerman untuk membayar ganti rugi besar, menyerahkan wilayah, dan mengurangi kekuatan militer mereka.

2. Krisis Ekonomi dan Sosial

  • Hiperinflasi (1921-1923): Jerman mengalami hiperinflasi parah pada awal 1920-an, menghancurkan tabungan masyarakat dan menimbulkan kemiskinan luas.
  • Depresi Besar (1929): Krisis ekonomi global pada tahun 1929 memperburuk situasi ekonomi Jerman, menyebabkan pengangguran massal dan ketidakstabilan sosial.

Pembentukan Partai Nazi

1. Pendahuluan (1919-1920)

  • Partai Buruh Jerman (DAP): Partai Nazi berawal dari Partai Buruh Jerman (DAP), yang didirikan pada Januari 1919 oleh Anton Drexler. Partai ini awalnya adalah kelompok kecil nasionalis yang mengadvokasi kebencian terhadap perjanjian Versailles, komunisme, dan Yahudi.
  • Adolf Hitler Bergabung: Adolf Hitler, seorang veteran Perang Dunia I yang merasa frustrasi dengan kekalahan Jerman, bergabung dengan DAP pada September 1919. Hitler segera menonjol karena keterampilan oratoris dan karismanya.

2. Transformasi Menjadi NSDAP (1920-1921)

  • Perubahan Nama dan Program: Pada Februari 1920, DAP berganti nama menjadi Partai Nasionalis Sosialis Pekerja Jerman (NSDAP atau Nazi) dan mengadopsi program 25 poin, yang mencakup penghapusan Perjanjian Versailles, ekspansi wilayah, dan kebijakan anti-Semit.
  • Hitler Menjadi Pemimpin: Pada Juli 1921, Hitler mengambil alih kepemimpinan partai dari Anton Drexler dan mulai membangun organisasi paramiliter, Sturmabteilung (SA), untuk melindungi partai dan mengintimidasi lawan.

Naik ke Kekuasaan

1. Pemberontakan Munich (Beer Hall Putsch, 1923)

  • Kudeta Gagal: Pada November 1923, Hitler dan Nazi mencoba mengambil alih kekuasaan di Munich melalui kudeta yang dikenal sebagai Beer Hall Putsch. Kudeta ini gagal dan Hitler dipenjara selama lima tahun (meskipun hanya menjalani sembilan bulan).

2. Strategi Politik dan Propaganda (1924-1932)

  • Kembali ke Politik: Setelah dibebaskan, Hitler memutuskan untuk mengejar kekuasaan melalui cara-cara legal. Partai Nazi mulai memfokuskan pada kampanye politik, propaganda, dan perekrutan anggota baru.

3. Pemilu 1932 dan Penunjukan Hitler (1933)

  • Pemilu 1932: Dalam pemilu presiden tahun 1932, Hitler mencalonkan diri dan meskipun kalah dari Paul von Hindenburg, Nazi memperoleh suara signifikan di parlemen.
  • Penunjukan sebagai Kanselir: Pada 30 Januari 1933, di bawah tekanan dari elite politik yang percaya mereka bisa mengendalikan Hitler, Presiden Hindenburg menunjuk Hitler sebagai Kanselir Jerman.

Konsolidasi Kekuasaan

1. Kebakaran Reichstag (1933)

  • Keadaan Darurat: Kebakaran Reichstag pada Februari 1933 memberi Hitler alasan untuk membujuk Hindenburg mengeluarkan dekrit darurat yang menghapuskan kebebasan sipil dan memungkinkan penahanan lawan politik.

2. Undang-Undang Pengaktifan (Enabling Act, 1933)

  • Penguasaan Penuh: Melalui intimidasi dan kekerasan, Hitler memperoleh dukungan untuk Enabling Act pada Maret 1933, yang memberikan kekuasaan legislatif kepada Hitler dan kabinetnya, efektif menghapuskan kontrol parlementer.

3. Pembersihan Internal (1934)

  • Malam Pisau Panjang: Pada Juni 1934, Hitler memerintahkan pembunuhan sejumlah pimpinan SA dan lawan politik lainnya dalam peristiwa yang dikenal sebagai “Malam Pisau Panjang,” untuk memperkuat kendali atas partai dan militer.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*